Takbirpun Teringat Kompasiana

0 komentar

Berawal dari membaca tulisan Kak Muma, yang sering diposting malalui Facebook, akhirnya bisa mengenal Kompasiana lebih dekat lagi. Mengenal Kompasiana bagi saya adalah sebuah anugrah, betapa tidak, dulu, tulis-menulis bagi saya adalah sesuatu yang sangat sulit terasa. Walaupun sebelumnya sudah beberapa kali mengikuti pelatihan dunia kepenulisan. Adapun kalau Menulis, hanya sebagai konsumsi peribadi saja. Tidak PD rasanya ketika tulisan yang acak-acakan di baca oleh publik luas.
Tapi, seiring barjalannya waktu, hati ini selalu iri dengan mereka-mereka yang pintar memainkan kata-kata. Sehingga terbesit dalam hatiku, kalau bukan sekarang berbuat kapan lagi. lebih baik salah dari pada selamanya tidak tau menulis. Dengan motifasi itulah, dengan PD memasuki dunia para penulis handal. Walaupun disatu sisi, masih banyak kekurangan disana-sini. Tapi bagi saya itulah proses, kritikan pasti selalu ada. Andrea Hirata dengan Novelnya Laskar Pelangi, Habiburahman dengan Ayat-Ayat CintaNya, dan para penulis handal lainnya. Saya yakin, kehebatan mereka melahirkan Buku-buku fonemenal, dibalik itu, pasti mangalami proses yang sama, seperti yang saya alami. Thomas alfa edison menemukan lampu pijar setelah mengalami kegagalan 999 kali. Sehingga terserah kata orang, yang penting ada yang saya buat dalam hari-hariku.

Saya menulis bukan karena saya pandai menulis, melainkan karena ada yang mesti saya sampaikan. Saya ingin memberi kepada bangsa ini dan berbagi dengan anak-anak negeri walau hanya dalam sebentuk tulisan. Hitung-hitung juga sebagai deposito amal untuk nanti setelah mati  ( Kalimat ini saya kutip di Laman profil kompasiana Kak Muma ).

Terus terang Kalimat inilah awal dari sejarah, saya mencintai menulis, kalimat ini bagiku sangatlah sakral, karena sejalan dengan apa yang saya yakini selama ini. Karena bagi seorang muslim, dunia yang kita tempati adalah hanya tempat persinggahan sementara. sedangkan dunia kita yang abadi adalah Akhirat. Sehingga kita dituntut untuk berbuat Amal sebanyak-banyaknya, sebagai bekal di akhirat kelak. Dan ladang amal bagi para penulis adalah Berdakwa melalui tulisan. Saya yakin goresan yang lahir dari pemikiran kita, menyebabkan orang lain mendapatkan hidayah tentunya tidaklah sia-sia disisi Tuhan. Bukan “Alif lam mim”, tapi di hitung setiap huruf, dan setiap huruf akan dilipat gandakan sepuluh pahala. (Alhadis)

 Begitu juga pesan OmJay, “Menulis sebelum tidur” membaca pesan ini sebagai cambuk bagi saya, untuk selalu menulis dan menulis lagi. Sehingga hari-hari yang saya lalui ingin rasanya mengikuti jejak Omjay. Yang sampai kini sudah malahirkan 1000 lebih tulisannya di Kompasiana. Berambisi mencontohi Omjay sampai-sampai ketika "Takbirapun
teringat Kompasiana".

Salam
Anhar M Elluary


Leave a Reply

Komentar

Labels

 
SABDA ABADI © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here