Liputan6.com, Tafahna: Ratusan mahasiswa
Indonesia yang tinggal di desa Tafahna dilanda kecemasan, dengan
kondisi kemelut politik di Mesir. “Setiap malam dari lokasi kami
terdengar tembakan, dan ramai orang ribut, kami ketakutan. Untuk
sementara kami berkumpul dalam kelompok-kelompok di rumah-rumah,” kata
Anhar Maulang Elluary, seorang mahasiswa Alazhar asal Tobelo, Maluku
Utara, saat dihubungi Liputan6.com.
Menurut Anhar, hari ini, Jumat (4/2) tentara menutup jalan-jalan yang menuju kota Alexandria dan Kairo yang jaraknya sekitar 3 jam perjalan. Mereka mencegah warga Mesir bergabung dengan para pengunjuk rasa. “Kami warga asing dilarang untuk keluar rumah. Kami tidak bisa ke ATM atau ke toko untuk membeli makanan, padahal persediaan uang atau makanan tinggal dua hari lagi. Anhar mengaku sudah beberapa kali menghubungi KBRI di Kairo dan menceritakan kondisinya saat ini. “Berkali-kali mereka berjanji akan kirim sembako, dan evakuasi, namun jangan evakuasi kiriman sembako saja tidak datang. Padahal janji mereka Jumat (4/2) akan dikirim sembako,” ujarnya cemas. Selain itu tidak stabilnya jaringan internet juga membuat dirinya sulit berkomunikasi dengan keluarganya yang berada di Tobelo, Maluku Utara.
Beruntung saat ini perkuliahan di universitas Alazhar cabang Tafahna tengah libur tiga bulan. Anhar sendiri saat ini kuliah di tahun ke lima. Anhar berharap pemerintah memberi perhatian terhadap nasib mereka yang setiap malam dilanda ketakutan dengan kondisi kemelut politik di Mesir ini. (ARI)