 |
| Sang Juara tidak mengenal putus asah |
Setelah hasil ujian di umumkan, banyak mahasiwa maupun mahasiwi yang menelpon kedua Orang Tua mereka. memberitahukan perihal hasil ujian meraka.
Salah seorang teman berbagi cerita ketika menelponorang tuanya, memberitahukan hasil ujiannya yag ternyata belom beruntung. Tanggapan orang tuanya malah memarahi anaknya, dengan kalimat-kalimat yang tidak sepantasnya dikeluarkan oleh seorang pendidik. "Kamu ini dasar bodoh, tolol kenangnya".
Salah seorang teman berbagi cerita ketika menelponorang tuanya, memberitahukan hasil ujiannya yag ternyata belom beruntung. Tanggapan orang tuanya malah memarahi anaknya, dengan kalimat-kalimat yang tidak sepantasnya dikeluarkan oleh seorang pendidik. "Kamu ini dasar bodoh, tolol kenangnya".
Malam itu disapa temanku. Bos, mumpun Acounnya belom terblokir kamu mau nelpon ke Indonesia? Pujian syukur dalam benakku Acoun ini saya gunakan untuk menelpon orang Tua. Yang sudah lama tak mendengar suara merdu mereka lagi.
Bunyi dering ke tiga di angkatlah, Wassalam ngona nago’ona? (kamu siapa) tandasnya, Ngohi o pickeal (saya pickeal). Kenapa nanti ini kamu telpon? toni sininga bahaya (Ibu kangen sekali) sama jawabku. Tidak terasa tanya kabar sudah satu jam berlalu. Sekarang saatnya memberitahukan hasil ujianku. Dengan penuh ragu bercampur takut memberitahukan kepada Ibuku. Dadaku bergetar keras. Ma..saya tidak lulus Ujian.
Dengan suara yang lembut tandasnya. Demi Ilmu deo Agama ngona harus no sumangat. Perlu wa masalah magena na.Yang penting ani sumangat Upa damata, ngomi tetap mendukungmu.Nako no liho deo ngomi mimasgulihoka, muda-mudahan ngona menjadi amal jariyah bagi ngomi. ( demi ilmu dan agama kamu harus lanjut. Tidak perlu masalah itu yang penting sumangatmu tidak habis. Kami tetap mendukungmu, jika sekiranya kamu pulang dan tidak ketemu kami lagi. Muda-mudahan kamu menjadi amal jariyah bagi kami nantinya).
Mata ini tidak bisa terbendung lagi seketika, ketika terucap kata-kata itu. Bersyukur dan bangga dilahirkan dari Rahim ibu seperti kamu. Ibu bukan orang berpendidikan tinggi. Pendidikanmu kebun dan dapur, tapi ajaranmu begitu berarti bagi saya.
Doa dan motifasimu akan ku genggam, sebagai motifasi ketika malas dan terlena. Saya hanya bisa berdoa.Semoga kasih sayangan Tuhan selalu bersama Ibu..Amin
Doa dan motifasimu akan ku genggam, sebagai motifasi ketika malas dan terlena. Saya hanya bisa berdoa.Semoga kasih sayangan Tuhan selalu bersama Ibu..Amin
