Bunda&ponakan |
Ibuku bukan orang yang berpendidikan tinggi. Sekolah dasarpun tidak selesai. Tapi sosok sederhana ini yang selalu menjadi inspirasiku. Setelah berpisah sebelas tahun. Alhamdulilah bulan Februari kemarin pasca revolusi Mesir bisa bertemu kembali. Mimik wajahnya semakin menua. Tapi senyumnya masih seperti dahulu kala. Bahagia rasanya bisa bersama dalam pelukan kasih ibu tercinta.
ketika turun dari mobil, Ibuku langsung memelukku penuh kasih sayang. Seperti aku masih kecil dahulu. Air matanya menetes di selah-selah mata yang sudah mulai keriput. Nak, Kau sudah besar sekarang. Membisikkan kata indah ditelingaku yang sudah lama tidak terdengar lagi. Terasa sejuk di sirami embun pagi bening di Qolbu yang gersang.
Setelah itu Ibu menatiku ke dapur sambil menyiapkan makan kesukaanku. Sambil bersoal jawab masalah diriku. Tak terasa Azan magrib menyapa, kamipun beranjak dari tempat untuk menghadap Sang Ilahi.
Ibuku adalah seorang aktifis sejati. Aktifis dapur maupun di kebun. Seperti tak mengenal kata keluhan dari mulutnya. Menyiapkan makanan buat anak dan suaminya tercinta. Setelah itu langsung ke kebun. Begitulah keseharian Ibuku.
Mengenang cerita ketika saya gagal dalam ujian. Ibu menggugah jiwa yang layu. Kata yang diungkap tidak puitis selayaknya Om Mario Teguh atau pun dengan syair puisi Sebagaimana khairil Anwar. Bahasa sangat sederhana.
"Nak, demi cita-citamu kamu harus kejar sekalipun di ujung Dunia. kamu harus semangat tidak bisa putus asah dengan Nikmat Allah. Jika seandainya kamu tidak mendapati kami lagi. Maka Ibu berharap kamu menjadi amal jariyah bagi kami nantinya".
"Nak, demi cita-citamu kamu harus kejar sekalipun di ujung Dunia. kamu harus semangat tidak bisa putus asah dengan Nikmat Allah. Jika seandainya kamu tidak mendapati kami lagi. Maka Ibu berharap kamu menjadi amal jariyah bagi kami nantinya".
Kata inilah selalu kujadikan jimat dikala diterpa badai. Karena harapan seorang ibu yang tak sempat mengenyam pendidikan formal. Untuk menggantinya melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya selalu terpatri dalam dadaku.
.
Sampai melepaskan kembali dalam dekapan pelukannya. ketika hendak kembali ke Negeri Firaun. Ibupun menitipkan kata, jaga diri baik-baik sambil aku mencium kedua pipi-Nya. Cucuran air mata kembali mengalir.
Itulah cerita singkat Ibuku Inspirasiku. Semoga Ibu dikasih umur yang panjang. Agar kelak bisa berjumpa kembali..Amien..!
Puisi untuk Ibu
Ibu adalah Jagat
Ibu adalah sahdu
Ibu adalah impian
good :)
sukses selalu yah :)